Berkemah di Magelang

Wacana tentang kemah sebenarnya sudah lama didengungkan di rumah:
“Mau ga camping lagi?”

“Mau…..”

Namun, seringnya hanya jadi wacana karena sulit menjawab pertanyaan: Kapan dan di mana. Alhamdulillah, dengan ijin Allah SWT dan tekad kuat dari semua anggota, akhirnya terlaksana juga kegiatan ini di tengah liburan akhir pekan 16-17 Agustus. Untuk tempat, pilihannya ada dua yaitu di sekitar Kaliurang atau Magelang. Setelah dipastikan akan ada tambahan peserta dari Magelang, maka kami mencari bumi perkemahan di sekitar Kopeng dan Ketep saja. Tempat pertama yang dihubungi ada di wilayah Kopeng, ternyata belum buka. Alternatif lainnya ada di wilayah Ketep, yaitu Bumi Perkemahan Sobleman, di kaki Gunung Merbabu.

Malamnya, kami menyewa perlengkapan:

  • 2 tenda
  • 1 sleeping bag
  • 1 lampu senter
  • 1 matras

Minimalis sekali… Pertimbangannya:

  • lebih baik bawa kompor dan tabung gas kecil. Pengalaman camping sebelumnya, masak pakai kompor nesting itu ribet dan susah masak dalam porsi besar.
  • tidurnya bawa kasur lipat, cuma Salman yang request mau pakai sleeping bag.
  • senter di rumah sudah ada dua jadi cukup sewa 1 saja.
  • bawa tikar atau karpet dari rumah.

Tibalah di hari-H. Semua bersiap sejak pagi. Setiap peserta harus membawa perlengkapan pribadi: baju ganti, jaket dan alat makan. Berbekal google maps, akhirnya sampai di wilayah Sobleman, Sawangan. Ternyata… bumi perkemahannya ada di ujung perkampungan penduduk yang cukup padat. Sebelumnya, kami minta ijin ke pengelola buper yang bisa ditemui di rumah pertama di perkampungan. Fasilitas yang disediakan: MCK, lampu dan genset. Kami hanya memilih fasilitas MCK saja, karena merasa cukup dengan senter dan api unggun.

Menuju bumi perkemahan kami melewati perkebunan sayur mayur dengan kondisi jalan yang ekstrim: kecil, banyak tanjakan terjal dan tikungan tajam. Sampai-sampai kami harus turun dari mobil karena mobilnya ga kuat naik. Para warga di perkebunan menawarkan bantuan. Alhamdulillah.. setelah deg-degan karena medan yang ekstrim, akhirnya sampai di Bumi Perkemahan Sobleman sekitar waktu duhur.

Kegiatan selanjutnya:

  • Ishoma,
  • membuat tenda,
  • apel pembukaan,
  • masak-masak, dan
  • mengumpulkan ranting
suasana saat kabut turun

Menjelang malam, udaranya semakin dingin, pantas saja di review yang kami baca, buper ini disebut sebagai kulkas raksasa. Untuk meningkatkan suhu tubuh, semua nyemil stok makanan dan minuman hangat sembari menyimak pentas kecil-kecilan yang diisi murojaah surat pendek dan cerita tentang cita-cita. Ranting-ranting yang kami kumpulkan ternyata belum cukup untuk menyalakan api unggun yang besar. Jadinya semua kedinginan, brrr… dan segera masuk tenda setelah sholat isya.

Saat malam, mulailah jelas bahwa persiapan kami terlalu minimalis: sleeping bag kurang karena tidur dengan baju hangat saja tidak cukup, dan lampu senter mulai redup karena kurang baterai. Tapi alhamdulillah kami bisa melalui malam dengan selamat.

Esok paginya, bertepatan dengan 17 Agustus, diadakan agenda hiking ke bukit di kaki Gn. Merbabu. Selama perjalanan, kami bertemu dengan penduduk sekitar yang ramah. Banyak pohon pinus yang tumbang sehingga kami harus berhati-hati. Di puncak bukit, lagu Indonesia Raya pun kami lantunkan dengan semangat. Dirgahayu Indonesia.

2 comments so far

  1. […] dua tahun yang lalu kemah keluarga di Magelang, akhirnya bisa berkemah bareng-bareng lagi di Ledok Sambi, Kaliurang Sleman. Di bulan Oktober lalu, […]

  2. […] Fasilitas di puncak Alap-alap Gn. Andong sangat lengkap. Ada warung yang buka 24 jam, berjualan bermacam-macam makanan dan minuman. Jadi, tidak perlu khawatir jika bekal yang dibawa dari rumah habis. Namun, warung ini juga nonstop menyetel lagu dengan volume yang kencang. Duh, merusak bayangan Bunda tentang ketenangan dan kesunyian di puncak gunung 😀 Tapi tak apa, yang penting anak-anak sehat, happy, dan tetap semangat. Setelah mendirikan tenda, dilanjutkan dengan ishoma, dan jalan-jalan di sekitar puncak untuk mencari fasilitas toilet. Selanjutnya.. mari kita tidur. Alhamdulillah, udaranya masih aman, tidak sedingin di sini. […]


Leave a comment