Archive for the ‘bapak’ Tag

Puzzle #2: Bapak

Setiap membaca dua halaman dari Novel Sang Pemimpi ini, gambaran tentang Bapak selalu hadir dengan kuat. Ayah Ikal merepresentasikan Bapak saya yang tidak banyak komentar, namun selalu mendukung cita-cita anak-anaknya dengan sepenuh hati.

Sama seperti Ibu, Bapak juga berasal dari desa yang tandus di Wonogiri (tetangga desa dengan Ibu). Dari cerita-cerita yang beredar di keluarga, Mbah Kakung (alm) adalah pekerja keras yang disiplin dalam mengelola ladang dan ternaknya. Anak-anaknya diwajibkan membantu pekerjaan dengan dedikasi dan semangat yang sama tingginya dengan beliau. Bapak dan saudaranya harus bekerja di ladang dan mengurus ternak setelah pulang sekolah. Selulus SMP, Bapak memutuskan pergi merantau karena ingin melihat dunia luar dan mencari kesempatan yang baru.

Kota yang dipilih Bapak untuk merantau adalah Tasikmalaya karena ada keluarga yang sudah terlebih dahulu merantau ke sana. Dengan ijazah SMP, Bapak mencoba pekerjaan serabutan, mulai dari bantu-bantu di usaha mebel, menjadi sopir di mobil pengangkut ikan, dan akhirnya bekerja secara resmi di perusahaan bahan peledak. Bahan peledak digunakan dalam pengeboran minyak, pembangunan jalan, bendungan, dll. Pekerjaan ini mengharuskan Bapak untuk berpindah dari satu pulau ke pulau. Ibu tetap tinggal di Tasikmalaya, sehingga mereka menjalani LDM (long distance marriage). Bapak pulang setiap tiga bulan sekali dengan membawa berbagai oleh-oleh yang selalu saya nanti-nantikan. Kenangan yang masih saya ingat adalah seharian duduk dipangku Bapak saat beliau menerima teman-temannya yang datang ke rumah saat waktunya pulang ke Tasikmalaya.

Bapak tidak banyak mempengaruhi keputusan saya dalam melanjutkan pendidikan. Beliau hanya bertanya, mau sekolah di mana dan berpesan jangan setengah-setengah dalam belajar. Hanya sekali saja Bapak menyampaikan keinginannya saat Beliau berharap saya mengambil jurusan Farmasi. Menurut beliau, jurusan Farmasi itu sangat bermanfaat dan diperlukan oleh banyak orang, mirip dengan Kedokteran. Tapi, dengan kengeyelan saya, akhirnya tetap Informatika yang dipilih karena passing grade-nya paling tinggi.

Saat saya kuliah, Bapak sudah dipindahtugaskan ke Subang sehingga bisa pulang ke Tasikmalaya lebih rutin. Kadang kami pulang bareng ke rumah, janjian di pertigaan tempat angkot Cicaheum ngetem. Lalu kami naik Bis dari terminal Cicaheum menuju Tasikmalaya. Perjalanan yang sangat memorable.